Friday, March 18, 2011

Padamu kuharap
kau hadir dalam hariku,
Agarnya kau tahu betapa kucinta padamu,
Setiap masa seolah ada disisi,
Kasih padamu takkan pernah padam,

Sayangku, hanya engkau dihati,
Jiwaku ini kosong tanpa pelukanmu,
Oh belaianmu..

 Kasih, kita ditakdirkan bersama,
Takkan engkau kupersiakan,
Walau terkadang hati mudah terusik olehku..

Selagi ada nyawa,
seluruh daya kan kupastikan kau gembira,
Segala cinta dan saat bahagia, oh ibu...
Ke akhir hayatku..

Oh ibu..
Ibu...
( Ulang )

Thursday, March 17, 2011

The True Story
Stories are swirling over a girl named Emma who allegedly committed suicide on Christmas eve, 2008, as the result of some Facebook status update messages aimed at her. The status update messages directed at “Emma” are indeed horrible (see image below), however, there is doubt that a girl named Emma actually committed suicide on Christmas eve, or at all, even though a Facebook fan page entitled “Teenager committed SUICIDE because of THIS status update - Leaked from 2008″ would have you think otherwise. However, the story does match quite closely the suicide of Phoebe Prince, which occurred this January.
The question of whether someone named Emma was on Facebook in 2008, and committed suicide as a result of Facebook messages to her, is raised by a relatively new Facebook fan page, entitled “Teenager committed SUICIDE because of THIS status update - Leaked from 2008″. The Facebook fan page was created, it claims, to raise awareness of cyberbullying and to put a stop to cyberbullying.
The page has an image of the alleged messages, with a strategic section crossed out, saying that you have to “BECOME A FAN TO SEE FULL PIC”.
(Our image below shows the full set of messages, with nothing crossed out.)
This is known as a “squeeze” in marketing parlance, however it’s rather unusual on a Facebook fan page (not unheard of, but unusual - especially for such a supposedly altruistic effort).

petua orang tua-tua...

kata orang tua-tua: apabila terlihat pelangi tak boleh tunjuk pelangi tersebut dengan
menggunakan jari telunjuk..sebab silap-silap aribulan nanti jari
jadi kudung. Jadi kalau nak tunjuk pelangi kena guna ibu jari..bru
tak kena sumpah jari kudung..huhu


yang betoi-betoi nya..orang tua-tua ni nak mendidik anak-anak mereka dengan budi bahasa yang bersopan-santun.maklumlah oarangng guna melayu kan kaya serta tinggi dengan budi bahasa.bukankah lebih manis jika kita menggunakan ibu jari untuk menunjukkan sesuatu kepada oarang lain berbanding dengan jari telunjuk.jadi marilah kita bersama-sama meng adatasikan nasihat ini dalam kehidupan seharian kita

HoRmAtI yG tUe,sAyAnGi Yg mUdA

siapa lah kita tanpa mereka..dahulunya mereka kehidupan mereka begitu sukar, semata-mata untuk menjamin kebahagiaan kepada generasi seterusnya.Kata mereka "biarlah kita susah, asalkan anak cucu cicit kita senang pada kemudiannya". sungguh pilu hati ini apabila melihat anak cucu cicit mereka tidak mahu langsung mempedulikan golongan yang telah melalui segala perit semasa usia mereka muda.. kini mereka seolah-olah tidak dihargai.. oleh siapa?.siapa yang tidak mengenang jasa mereka?. bersama-sama lah kita merenung diri sendiri, mengenang kembali peristiwa silam tentang akan perjuangan mereka..tidak kah begitu besar akan perjuangan mereka sehinggakan ini balasan nya kita terhadap mereka..mereka tidak tamak.mereka cuma mahukan
serta dahagakan kasih sayang yang bernama seorang anak..sedarlah wahai insan..jangan pernah menyesal akan tingkah laku mu di kemudian hari....lihatlah senyuman mereka..jangan engkau memintanya lagi apabila mereka sudah pergi....wasalam....